Pages

Minggu, 11 Juli 2010

Kepercayaan dan Harapan

Oleh: Ading Sutisna
dari Kolom Goenawan Mohamad “Mencoba Berpisah dari Sri Mulyani”
Majalah Tempo, 30 Mei 2010


Yang dirampok oleh para koruptor dari masyarakat bukan cuma uang,
Tapi juga kepercayaan dan harapan.
Korupsi yang kita alami tiap hari,
akan membuat kita saling curiga dalam bisnis dan politik.
Korupsi yang kita alami setiap hari akan membuat kita hidup dengan sinisme.
Sinisme itu racun.
Adanya sinisme, menunjukan bahwa “modal sosial” kita terkikis.
Tanpa “modal sosial”, sebuah negeri setengah lumpuh dan menyerah.
Sejarah Indonesia menunjukan,
bahwa harapan adalah sesuatu yang sulit, tapi tak pernah padam.
Kita memang sering kecewa.
Kita memang tahu, sejak 1945 Indonesia dibangun oleh potongan-potongan 
optimisme yang pendek.
Tapi kita tahu, sejak 1945 pula Indonesia selalu bangkit kembali.
Bangsa ini selalu berangkat kerja kembali,
Mengangkut batu berat cita-cita itu lagi,
biarpun berkali-kali tangan patah, tubuh jatuh, dan semangat terguncang.
Semangkin lama, kita semangkin arif.
Kita mungkin tidak akan bisa mencapai apa yang kita cita-citakan secara penuh,
tapi kita merasakan bahwa Indonesia adalah amanah,
dan amanah bagi kita adalah tugas, takdir, dan sejarah.
Kita tak bisa melepaskan diri dari komitmen kita buat Indonesia,
selama kita ada.


Tanjung Priok,
Isra Mi’raj, 27 Rajab 1431 H/10 Juli 2010 M 




0 komentar:

Posting Komentar