Pages

Minggu, 01 Agustus 2010

Qolbu Bukan Hati

Oleh: ADING SUTISNA*)

 “Ingatlah! Bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal mudghoh, bila mudhgoh itu baik, akan baiklah seluruh tubuh itu, dan bila mudhgoh itu rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Mudhgoh itu adalah Qolbu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

          Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di atas sering dikutip oleh para mubaligh, dan para penulis ketika membahas tentang pentingnya qolbu. Para mubaligh dan penulis sering mengartikan mudghoh sebagai daging, dan mengartikan qolbu sebagai hati. 
 
          Seperti yang dimuat dalam Ensiklopedia Islam Indonesia, dalam sejarah pemikiran Islam kalbu merupakan salah satu daya dari dua daya yang dipunyai ruh. Daya pertama adalah daya berpikir yang disebut akal berpusat dikepala, sedangkan daya adalah daya merasa yang disebut kalbu (qalb) yang berpusat di dada (Ensiklopedi Islam, 2002, Harun Nasution, dkk, Jilid 3: O-Z, Penerbit Djambatan). 

          Menurut Al-Ghazali dalam karya monumentalnya, Ihya Ulumuddin, pemikiran atau perenungan itu dilakukan mulai dari hati (qalb = kalbu) yang berpusat di dada, bukan dilakukan melalui akal yang berpusat di kepala. Pendapat ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Hajj (22) ayat 46, Qs. 9 at-Taubah:93; Qs. 47 Muhammad: 24. Selanjutnya Al-Ghazali berpendapat hati laksana cermin yang dapat menangkap sesuatu yang ada diluarnya. Untuk dapat menangkapnya dengan baik, hati harus bersih dari berbagai macam dosa. Selanjutnya menurut Al-Ghazali, “hati” dapat berarti dua macam, yaitu hati dalam arti jasmani, dan hati dalam arti rohani. Hati dalam arti rohani merupakan esensi manusia. Adapun yang dimaksud hati dalam pembahasan Al-Ghazali adalah bukan hati dalam pengertian jasmani yang berupa benda sebagai alat yang terletak di dalam dada kiri manusia. Pengertian mudghoh sebagai daging, dan qalbu sebagai hati atau jantung yang memiliki fungsi berfikir dan memahami sesuatu menurut sebagian besar ulama termasuk Al-Ghazali, fungsi hati menurut pengertian agama, khususnya Islam sangat berbeda dengan fungsi hati atau jantung dalam dunia kedokteran (lihat Al-Ghazali dalam karyanya: Ihya Ulu Mudin atau Keajaiban Hati). 
 
          Dalam dunia kedokteran, khususnya anatomi dan neurology (ilmu syaraf), pengertian seperti hati seperti diungkapkan di atas tentunya akan menimbulkan pertanyaan, apakah tepat mudghoh diartikan sebagai daging, dan qolbu diartikan sebagai hati? Karena, menurut anatomi dan neurologi, hati (lever) tidak memiliki fungsi atau tidak ada hubungannya dengan baik-buruknya (kualitas) prilaku (akhlaq) manusia. Seperti yang diungkapkan Hendrawan Nadesul, seorang dokter sekaligus seorang penulis produktiv, otak manusia-lah yang menentukan niat, pikir, emosi, dan prilaku manusia. otak manusia ibarat kaset lagu. Dari luar semua tampak sama, tapi kita baru mengenal siapa seseorang setelah kaset di kepalanya diputar. Tiap orang punya lagu yang berbeda-beda. Martabat seseorang ditentukan oleh isi lagu di otaknya (Memahami Otak, 2003, Penerbit KOMPAS, hal:ix-x). Menurut Pasiak, orang boleh saja terganggu jantungnya, ginjalnya kurang berfungsi, paru-parunya bocor, kangker pada hatinya. Tetapi gangguan-gangguan itu tidak sampai mengubah kepribadian mereka. Mereka tidak menjadi "orang lain". Lain halnya bila otak mereka sakit. Kerusakan otak yang parah akan menimbulkan perubahan kepribadian. Banyak pasien stroke yang sebelumnya periang menjadi pemurung. Banyak yang tadinya penyabar, kemudian menjadi pemarah. Beberapa pasien yang tadinya pemalu, berubah menjadi "tidak tahu malu". Perubahan kepribadian karena kerusakan otak, banyak dilaporkan dalam buku-buku teks ilmu saraf (Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara Neurosains dan Al-Qur'an, 2005, Mizan, h.36-37).
 
          Tulisan ini di latarbelakangi untuk memenuhi rasa ingin tahu, apa arti sebenarnya dari mudhgah dan qolbu. Baik dari sisi pemahaman agama Islam, maupun dari sisi ilmu kedokteran, khususnya anatomi dan neurologi. Karena menurut pemahaman penulis, satu pemahaman yang benar terhadap suatu istilah yang terdapat dalam Al-Qur’an, maupun dalam Hadist adalah pemahaman tersebut tidak bertentangan dengan pemahaman atas istilah tersebut dalam kaca mata ilmu pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan, pemahaman kita yang benar atas ayat-ayat qur’aniyah, tidak mungkin bertentangan dengan pemahaman kita atas ayat-ayat qauniyah. Jika belum ada kesesuaian atas pemahaman kita terhadap ayat-ayat qur’aniyah dengan ayat-ayat qauniyah, hal itu mungkin disebabkan oleh pemahaman kita yang belum benar dalam memahami ayat-ayat qur’aniyah, atau mungkin pemahaman kita yang belum benar dalam memahami ayat-ayat qauniyah. 
 
          Karena demikian pentingnya kedudukan qolbu atas kualitas prilaku manusia, sebagaimana disebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim di atas, menurut penulis kesalahan penafsiran terhadap istilah (term) qolbu, akan menimbulkan kesalahan dalam mengupayakan langkah-langkah memperbaiki atau meningkatkan kualitas akhlaq (prilaku) manusia.

Pengertian Qolbu
 
          Dalam bahasa Arab, istilah (term) qalb digunakan untuk menyebut banyak hal, isi, bagian dalam, bagian tengah, dan untuk menyebut sesuatu yang murni (Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, 1984, Pesantren Al-Munawir, Yogyakarta, h.3806-3807), bukan untuk menyebut organ tubuh yang disebut hati, sementara untuk organ hati itu digunakan term al-kabid (Ibnu Manzur dalam Achmad Mubarok, Psikologi Qur’ani, 2001, Pustaka Firdaus, h.40). Sedangkan dalam al-Qur’an qalb diartikan sebagai alat untuk memahami realitas dan nilai-nilai seperti yang tersebut dalam Qs. 22 al Hajj: 46, atau pada surat 7 al-A’raf: 179. Dalam ayat tersebut qalb mempunyai potensi yang sama dengan akal (Achmad Mubarok, h.41). Dan akal merupakan hasil kerja otak (Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ, 2005, Mizan Pustaka, h. 206). 
 

Kesimpulan:         

          Dari penelusuran beberapa literature baik yang mengupas tentang qalb atau qolbu dan yang mengupas tentang otak (Taufiq Pasiak, h. 204; Muhammad Kamal Abdul Azis, Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia Berdasarkan Al-Qur’an dan Sains, 2008, Citra Risalah, Yogyakarta, h.120; Hendrawan Nadesul dalam Memahami Otak, 2003, Kompas Media Nusantara, h. ix-xix) , penulis menyimpulkan arti yang tepat untuk qalb atau qolbu adalah otak. Kalau qolb diartikan sebagai otak, apa arti yang tepat untuk mudhgoh dalam hadis Bukhori dan Muslim di atas, dan arti sadr seperti dalam Qs. 94 Alam Nasyrah:1, dan di beberapa surat lain dalam Al-Qur’an. Penulis menyimpulkan arti yang tepat untuk term mudhgoh adalah organ. Seperti Mubarok menerjemahkan mudhgoh dalam hadis Bukhori dan Muslim (Mubarok, Psikologi Qur’ani, h.48). Sedangkan term sadr lebih tepat diartikan sebagai rongga, khususnya rongga kepala. Sedangkan term qolb atau qolbu lebih tepat diartikan sebagai otak beserta proses dan hasil kerjanya (pikiran, mengingat, perasaan, pemahaman, akal, dan sebagainya).
 
          Sampai dengan saat ini, dengan kemajuan perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran, hampir semua organ manusia dapat ditranplantasikan dari satu orang ke orang lain, kecuali otak. Otak ibarat CPU (Central Prossesing Unit) bagi computer. Gangguan otak disebabkan karena cidera, atau sebab lain, sering merubah prilaku seseorang. Orang gila, sering ditampakan dengan prilaku yang menyimpang, adalah orang yang mengalami gangguan pada kerja otaknya, bukan pada hatinya (atau lever-nya).

              Membasuh kepala, merupakan salah satu rukun berwudhu. Hal itu merupakan metafora (simbolik atau majaz), agar kita selalu berusaha mensucikan pikiran kita. Kita tidak diperintahkan untuk membasuh dada dan perut kita ketika kita berwudhu, pada hal letak jantung berada di rongga dada, sementara hati (lever) berada di rongga perut. Untuk itu, penulis berpendapat lebih tepat mengartikan term qolb atau qolbu sebagai otak, bukan hati (lever) atau jantung (cardiac). Dengan mengartikan term qolb atau qolbu sebagai otak beserta proses dan hasil kerja otak (pikiran, mengingat, perasaan, pemahaman, akal, dan sebagainya), akan lebih berkesesuaian atau sejalan dengan perintah membasuh kepala ketika berwudhu, perintah menempelkan kening (bagian depan kepala) ketika sujud dalam sholat, dan perintah berdzikir (mengingat) Allah atau dzikrullah. Kita mengetahui bahwa mengingat merupakan salah satu dari hasil kerja otak, bukan hasil kerja hati atau jantung. Mengartikan term qolb atau qolbu sebagai otak  beserta proses dan hasil kerja otak juga lebih berkesesuaian atau sejalan dengan ilmu kedokteran. 
 Waw’lahu a’lam bis-showab. 

*)  Pengurus Majlis Taklim NURUT TAQWA





2 komentar:

hase50 mengatakan...

maaf saya lupa nama ustadznya, menurut salah satu pengajian yang pernah sy ikuti:

Qolbu dalam bahasa arab mempunyai 2 arti, arti secara fisik dan secara abstrak.
arti secara fisik adalah jantung, sedangkan secara abstrak adalah hati.

didalam bahasa indonesia, hati mempunyai beberapa makna. secara abtrak dan secara fisik yaitu lever.

yang dimaksudkan Rosulullah dalam hadits tersebut diatas adalah makna Qolbu secara fisik.

jadi memang tepat jika Qolbu diartikan jantung bukan hati/lever.

mari kita jaga jantung kita, karena ini merupakan peringatan dari nabi yang mulia dan salah satu penyebab TERBESAR keMATIan seseorang.

terimakasih,

Unknown mengatakan...

dalam bukunya Taufik Pasiak menyatakan kemungkinan qalbu itu di otak, tetapi Allah dalam quran memberitahukan dimana letaknya :

qalbu berdasarkan quran
bahwa qalbu itu Al Hajj :46 "d dlm dada" dan Al Mukmin : 18 "dekat kerongkongan"

“ Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,
lalu mereka mempunyai qalbu yang dengan itu mereka
dapat berpikir/memahami atau mempunyai telinga
yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi
yang buta ialah qalbu yang di dalam dada.” (QS Al Hajj
ayat 46)

“ berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat
(hari kiamat yaitu) ketika qalbu (menyesak) sampai di
kerongkongan dengan menahan kesedihan. orangorang
yang zalim tidak mempunyai teman setia
seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.”(QS Al
Mu’min 18)

bahwa qalbu berdasarkan hadits berupa mudghoh = segumpal darah, berarti wujud, bukan abstrak.

Dan ketahuilah pada setiap
tubuh ada mudghoh=segumpal daging (wujud) yang apabila baik
maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka
rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah qalbu.
(HR Bukhari Bab 2. 44/50.)

Qalbu dalam kamus Bahasa Arab AlMunjid (Beirut Libanon)
yang arti harfiahnya adalah organ tubuh atau anggota
badan yang berbentuk kerucut, yang bertempat di dalam
dada sebelah kiri, bertugas mengerakkan (memompa)
darah yaitu JANTUNG. (http://www.darelmachreq.com)
Juga berarti : membalik (yang berada di atas menjadi di
bawah; yang di kanan menjadi di kiri; yang nyata menjadi
tidak nyata); berpaling; berubah; marah; inti, esensi dan
jantung (Anis, II, 1970: 753 dan Wehr, 1980: 784).
http://www.umj.ac.id/main/artikel/index.php?detail=20090703150312
Maka Qalbu yang dimaksud Allah di dalam Al Quran adalah
“JANTUNG”, tidak ada arti lain.


Akhir-akhir ini, para ilmuwan baru berbicara tentang otak yang berada dalam jantung (hati) yang terdiri dari 40.000 neuron, yaitu yang kita sebut "akal" yang terdapat di pusat jantung.

Setelah penelitian yang luas, salah satu pelopor awal
neurocardiology, Dr J. Andrew Armour, memperkenalkan
konsep fungsional "Otak Jantung" pada tahun 1991.
Karyanya mengungkapkan bahwa jantung memiliki sistem
saraf yang kompleks intrinsik yang cukup canggih untuk
memenuhi syarat sebagai "otak kecil" dalam dirinya
sendiri. Otak jantung adalah sebuah jaringan yang rumit
dari beberapa jenis neuron, neurotransmiter, protein dan
sel dukungan seperti yang ditemukan di otak yang tepat.
Sirkuit yang rumit yang memungkinkan untuk bertindak
independen dari otak kranial : untuk belajar, mengingat,
dan bahkan merasakan dan berakal.


Allah yang Maha Mengetahui mengajarkan ilmu
pengetahuan kepada segenap manusia, Al Quran
merupakan petunjuk dari Allah dan juga berisi ilmu
pengetahuan. Qalbu/jantung merupakan organ tubuh yang
sangat vital didalam tubuh segenap makhluk hidup
terutama manusia. Allah memberitahukan ilmu
pengetahuan atau rahasia qalbu itu di dalam Al Quran.
Rahasia apakah itu ?
Paling tidak Allah memberitahukan empat hal tentang
qalbu/jantung (karena keterbatasan pengetahuan penulis
maka buku ini hanya membahas empat hal, sangat banyak
rahasia di dalamnya yang belum diketahui penulis).
Pertama Jantung sebagai alat indera.
Kedua Jantung sebagai tempat perasaan.
Ketiga Jantung sebagai organ yang mampu memahami.
Keempat Jantung sebagai memori.
yang semuanya terbukti secara ilmiah
bahwa jantung bentuk fisik, didalamnya mempunyai kemampuan berakal. ikuti perkembangan ilmiah perihal jantung dalam NEUROCARDILOGY

semoga berkenan membaca, dan memberi koreksi dan nasehat kepada saya

email saya now4tomorrow@yahoo.com

bagi yang berminat membaca "Rahasia Qalbu"
gratis


M. Taufiq

Posting Komentar